Friday, November 20, 2009

Perihal Kepercayaan Pada Cinta ALLAH dan Pengampunan-Nya



PERCAYA PADA CINTA ALLAH DAN PENGAMPUNAN-NYA


Ini adalah suatu pengalaman bersama TUHAN, dimana DIA menarik saya untuk semakin memercayai-Nya. Yesus yang sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus meyakinkan saya bahwa Ia murah hati dalam CINTA dan PENGAMPUNAN; bukan hanya di saat saya merasa menjadi seorang yang baik, tetapi terlebih lagi saat saya merasa sangat buruk di hadapan-Nya. Yang diminta-Nya adalah KEPERCAYAAN. Pengalaman ini semakin meneguhkan kebenaran Injil Kerajaan ALLAH, sebab ada tertulis dalam Lukas 5:20,


Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "
Hai saudara, dosamu sudah diampuni."



Siang tadi saya dan seorang saudara seiman berniat pergi ke pengakuan dosa. Saat sore menjelang, kepala terasa sakit… Rasanya tidak sanggup berdiri dan berjalan. Namun, cukuplah ternyata jika kita punya kehendak baik untuk pergi menerima Sakramen Tobat, dan ALLAH akan menolong kita mengatasi segala penghalang.

Akhirnya sampailah kami di depan ruang pengakuan. Pastor Pengakuan sudah berada di dalam ruangan. Sambil menunggu giliran untuk menerima Sakramen Tobat, kami mendaraskan doa-doa dan menyanyikan litani. Suasana menjadi sangat menentramkan, sampai tiba saatnya saya dicobai dengan “kesabaran”. Ketika ketidaksabaran mencobai saya, maka jatuhlah saya dalam dosa.

Singkat kata, dalam waktu yang sangat cepat dosa saya bertambah hanya beberapa menit sebelum masuk ke ruang pengakuan dosa.

Segera saya menyadarinya dan sangat menyesal. Perasaan saya tak karuan. Semua doa dan nyanyian yang indah-indah yang baru saja saya persembahkan kepada TUHAN rasanya jadi “hangus”… tak berguna… Penyesalan saya sangat mendalam, dan rasanya usaha baik untuk menyenangkan hati TUHAN menjadi sia-sia. Betapa mudahnya manusia jatuh dalam dosa…

Jiwa saya berseru… “Aku ingin merobek-robek tubuhku… Bahkan ingin membakar diriku…” Penyesalan yang sangat dalam mendera jiwa saya.

Sesudah seruan itu, saya mendapat kesan… beginilah yang dialami jiwa-jiwa di Api Penyucian… Mereka menyadari dosa dan kesalahan mereka… Menyesalinya… Namun selama dosa mereka tidak mendapat pengampunan, jiwa mereka akan tersiksa (“Aku ingin merobek-robek tubuhku”) dan mereka terbakar oleh api (“Bahkan ingin membakar diriku”).

Sekejap saya merasa dosa saya tak terampuni lagi, mengingat bahwa saya sedang siap-siap menerima Sakramen Tobat tapi toh beberapa menit sebelum menerima Absolusi eh sudah jatuh lagi dalam dosa.

Dengan penuh penyesalan saya memandangi Yesus yang hadir di Tabernakel. Lalu, Yesus meyakinkan saya bahwa DIA mencintai saya, dan mau menerima serta mengampuni dosa-dosa saya, serta tidak lagi memperhitungkannya. Namun, saya harus mempercayai cinta dan pengampunan-Nya itu.

Yesus menyadarkan saya bahwa sekalipun manusia mengakui dosa, menyesalinya dengan sungguh, serta mau bertobat, TETAPI jika manusia tidak percaya bahwa ALLAH mengasihinya dan mau mengampuninya, maka dosa-dosa itu tetap akan membayang di jiwanya dan dia tetap berada di bawah hukuman dosa. Baginya tidak ada damai!

Maka, TUHAN pun menyadarkan saya bahwa semua manusia mudah jatuh dalam dosa. Namun DIA murah hati dan mau mengampuni. Yesus meminta saya untuk percaya pada cinta dan pengampunan-Nya; pergi menerima Sakramen Tobat: serta tidak lagi mengingat-ingat dosa yang telah diakui dan telah menerima pengampunan dari-Nya. Dan saya pun mau menerima perkataan Yesus; percaya pada cinta dan pengampunan-Nya; serta mau menaati kehendak-Nya.

Dengan kepercayaan penuh pada belas kasihan dan pengampunan-Nya, maka dengan berani saya masuk ke dalam ruang pengakuan dosa. Sekali lagi mengakui kelemahan saya dan MEMOHON pengampunan-Nya, serta percaya bahwa karena besar belas kasihan-Nya maka TUHAN akan mengampuni saya. Dan, percaya bahwa karena besar kasih setia-Nya maka TUHAN akan memberi saya rahmat untuk sekali lagi bangkit dan berdiri tegak untuk menjalani hidup dengan lebih baik lagi.

Sesudah menerima Sakramen Tobat maka menjadi nyatalah bahwa kepercayaan penuh pada pengampunan, belas kasihan, dan kasih setia ALLAH memulihkan saya dari semua perasaan bersalah dan tidak karuan yang sempat mendera. TUHAN ALLAH menganugerahkan damai dan sukacita yang luar biasa, yang tidak ditawarkan dunia ini kepada seorang manusia manapun juga. Namun dianugerahkan dengan luar biasa bagi seluruh umat manusia yang mau menerimanya.

Semoga damai dan sukacita yang TUHAN anugerahkan dengan murah hati dan yang saya terima dengan penuh rasa syukur ini, juga dapat dialami oleh Saudara sekalian. Semoga demikian. Amin.

“Bagaimana mungkin seorang menyadari ia dikasihi ALLAH
jika ia tidak percaya
bahwa ALLAH mengasihinya?
Bagaimana mungkin seorang mengetahui dosanya diampuni
jika ia tidak percaya
pada pengampunan?
Bagaimana mungkin seorang terbebas dari hukuman
jika ia tidak percaya
bahwa ia tidak dihukum?”

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP